Ka Kwarda tutup Kursus Mahir Lanjutan Dispora Kaltim

Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) gerakan pramuka Kalimantan Timur (Kaltim), H. M. Hatta Zainal secara resmi menutup Kursus pembina pramuka Mahir tingkat Lanjutan (KML) untuk pembina pramuka golongan siaga di Kabupaten/Kota yang berlangsung di komplek asrama atlet stadion aji imbut Tenggarong Seberang. Jum’at, (07/08) Siang.

Acara yang berlangsung sejak 1 hingga 7 agustus 2015 merupakan program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang dananya diturunkan melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) provinsi Kaltim yang selanjutnya dirumuskan bersama Kwarda gerakan pramuka Kaltim untuk melaksanakan dua kegiatan yaitu Kursus pembina pramuka Mahir tingkat Dasar (KMD) dan KML.

Menurut Hatta Zainal, penyelenggaraan KML sendiri diselenggarakan di Kukar sedangkan untuk KMD diselenggarakan di Mahulu. ”untuk peserta lebih dominan dari daerah penempatan seperti Kukar dan Mahulu akan tetapi setiap Kwarcab kita minta minimal 1 anggotanya yang bisa diikutkan dalam dalam KMD dan KML ini.” ujarnya.

”Sebenarnya untuk KML ini target kita jumlah pesertanya hanya 40 orang namun yang mengikuti ternyata sampai hari terakhir ini ada 48 orang. Jika melihat jumlah ini, tentunya animonya cukup banyak dan patut untuk kita syukuri,” tambah Hatta.

Sebagai perbandingan sekaligus informasi, tambah Hatta. Untuk Kota Bontang hingga saat ini sudah menyelenggarakan KMD mandiri lebih dari 20 kali dengan jumlah peserta lebih 1000 orang yang lulus. ”Jika dibandingkan dengan jumlah sekolah dan murid, saya kira itu sudah seimbang dengan jumlah Pembina lulusan KMD. Akan tetapi apakah semua Pembina itu mau kembali membina? Dan itu kembali lagi kepada diri masing-masing. Terutama yang sudah KML saya berharap melalui Kwarcabnya untuk dapat didata karena pada saat-saat tertentu akan dilakukan kunjungan dalam rangka minitoring sekaligus evaluasi pada gugus depan atau sekolah yang dibinanya,” tambahnya.

Hatta berharap kepada peserta KML, tahun depan sudah memiliki binaan pramuka garuda karena penilaian pramuka garuda cukup dari gugus depan menghimpun penilainya dan melaporkan ke Kwarcab untuk di supervisi oleh Kwarcab karena dalam penilaian ada keterlibatan tempat tinggal calon anggota pramuka garuda seperti RT dan orang tua. Para Pembina cukup melakukan komunikasi terkait soal-soal penilaian yang berhubungan dengan pengamalan dan penerapan di masyarakat.

”Seorang Pembina bisa merasa berhasil jika sudah melahirkan adik binaan di setiap jenjang pada satu tingkatan hingga pramuka garuda dan seorang Pembina harus punya target dan tekad namun jika belum bisa maka belum berhasil. Bagi seorang Pembina, target sangat diperlukan karena apa yang kita harapkan dan inginkan tidak bisa kita capai, maka ilmu yang kita peroleh saat ini tidak nampak hasilnya,” jelas Hatta.

Sekedar untuk diketahu, Kwarda dan Kwarcab sudah memiliki target yaitu pada tahun ini Kwarcab akan melantik minimal 10 anggota pramuka garuda dari tiap tingkatan. Baik itu penggalang, penggalang, penegak, maupun Pandega.

Dengan adanya target Kwarcab ini, Hatta meminta untuk bisa diturunkan ke Kwartir Ranting (Kwarran) hingga ke gugus depan, minimal 1 tahun memiliki 1 pramuka garuda dari setiap tingkatnya sehingga peran dan fungsi dari Pembina bisa terjawab.

Pada KML kali ini, 48 peserta dinyatakan lulus 100 persen dan berhak mendapatkan ijazah namun masih ada Nasasaria yang harus dilakukan untuk mencapai Pembina dengan pita mahir dan surat hak bekerja atau SHP yang dikeluarkan oleh Kwarcab melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat). (arm)