Melalui PSP3, pemuda diharapkan dapat menggerakkan pembangunan di Pedesaan
SAMARINDA—Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi tulang punggung Negara di masa yang akan datang. Demikian antara lain disampaikan Gubernur Kalimantan timur Awang Faroek Ishak dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan oleh Staf Ahli Pendidikan Gubernur, Sigit Muryono ketika membuka acara pelatihan Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) yang dilaksanakan selama 3 hari mulai 9 – 11 Maret bertempat di Balai Latihan Kerja Samarinda. “Sudah menjadi kewajiban kita sebagai pemuda untuk menyiapkan diri dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan, ingatlah Bung Karno pernah berkata berilah sepuluh pemuda maka beliau akan mengguncang dunia, betapa dahsyatnya pemuda tersebut dimata sang proklamator yang tentunya ucapan beliau itu didasarkan pada pemikiran beliau yang matang mengenai sosok pemuda,” ujarnya. Sementara itu Kadispora Kaltim Fachruddin Daprie yang didampingi Kepala Bidang Pemuda Dispora Kaltim H Syahril menuturkan kegiatan PSP3 yang melibatkan pemuda merupakan langkah untuk meningkatkan wawasan, sikap dan pengetahuan serta keterampilan guna menggerakkan pedesaan, memberikan kontribusi pembangunan pedesaan dalam rangka meningkatkan produktivitas. “Program ini sangat strategis untuk menggerakkan potensi sumber daya pemuda dalam mendorong percepatan pembangunan perdesaan. Sekaligus menumbuhkembangkan budaya kerja yang produktif dan inovatif dengan prinsip kebersamaan dan kekeluargaan ,” ucapnya. Pelatihan PSP3 sendiri, lanjutnya, selain nara sumber dari Kantor Wilayah Kementerian Agama, Dinas Perindustrian dan Perdagagan juga akan dibimbing langsung oleh tenaga BLK. Keterampilan yang akan dibekali seperti pengolahan buah naga dan pembuatan abon dari ikan. Kegiatan yang dilaksanakan rutin pada tahun ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari angkatan 23 asal Kukar 16 orang, angkatan 24 asal Kutim 17 orang dan pemuda binaan sebanyak 7 orang. “Mudah-mudahan dengan pelatihan ini bisa kita perbaharui perkembangan mereka di lapangan. Menggerakkan pemuda membangun kemandirian dan tugas kami juga melakukan evaluasi kegiatan mereka selama kegiatan berlangsung baik di Kukar maupun di Kutim,” pungkasnya. (rdi*cht)