PERLU KERJA KERAS, DISPORA SOSIALISASIKAN PENINGKATAN IPP PROV. KALTIM TAHUN 2023 DI TANA PASER

Tana Paser, Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) merupakan alat ukur pembangunan pemuda di 5 (lima) domain dasar yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.

Dinas Pemuda dan Olahraga Prov. Kalimantan Timur melakukan Sosialisasi Peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) hari ini Rabu (13/9/2023) di Kryad Sadurengas Hotel, Kabupaten Paser. Dalam Sambutan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga H.M Agus Hari Kesuma yang di bacakan Bahri selaku Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda berpesan "Capaian IPP Kalimantan Timur yang semakin menurun harus disikapi dan di respon dengan kerja keras, perlu segera di tindak lanjuti utamanya pada domain partisipasi dan kepemimpinan dari para pemuda karena pada domain tersebut kalimantan timur mendapat capaian yang rendah".

Peserta Sosialisasi Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) ini berjumlah 50 orang peserta yang terdiri beberapa elemen organisasi kepemudaan diantaranya FKP, HMI, Pelita Anak Negeri,  Ikatan Pelajar NU, ikatan pelajar Muhammadiyah, SMA/SMK dan organisasi kepemudaan lainnya di kabupaten paser. 

"Strategi Pembangunan Kepemudaan merupakan Inti Pelayanan Kepemudaan yang mana mencakup Penyadaran, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap kualitas pemuda", ungkap Dr. Drs. Yohan, M.Si. selaku Staf Ahli Bidang Inovasi Kepemudaan dan Keolahragaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang menjadi narasumber pada sosialisasi IPP kali ini. "Peningkatan kualitas pemuda dapat dilakukan dengan arah kebijakan diantaranya "enguatan kualitas kelembagaannya, Peningkatan dari partisipasi aktif dari para pemuda dan Pencegahan dari tindak lanjut yang berisiko", lanjut Yohan.

Sedangkan Joko Affandy Alhuda, S.Si., M.Stat yang merupakan Statistisi Ahli Muda BPS Prov. Kaltim selaku narasumber selanjutnya lebih menyoroti pada masih tingginnya prosentase jumlah Stunting di Kabupaten Paser. "Dimana jumlah stunting tersebut juga menjadi salah satu faktor yang dihasilkan dari pernikahan yang dibawah usia 18 tahun, sehingga turut andil terhadap kualiatas pemuda di Kabupaten Paser", ungkapnya.

"Pemuda di provinsi Kalimantan Timur dituntut terus mengembangkan potensi diri dengan lebih baik seiring perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan semakin canggih terutama pemuda-pemudi di Kabupaten Paser hendaknya jangan menjadi penonton dikala pembangunan Ibukota Nusantara (IKN) terus digenjot, harusnya turut serta berperan dalam pembangunan", tutup Bahri.